Tempat Wisata di Arab Saudi

Umrah sebagai salah satunya beribadah umat Islam yang dilakukan di Kota Suci Mekkah. Umrah dapat disebut seperti haji, yang membandingkan ialah waktu dan tempatnya.

Bila haji dilakukan di bulan Dzulhijjah, karena itu umrah dapat dilaksanakan kapan pun. Umumnya saat Ramadan semacam ini, banyak yang memakainya untuk umrah. Selainnya konsentrasi untuk melaksanakan ibadah, perjalanan umroh bisa juga digunakan untuk berekreasi religius.

Banyak tempat yang dapat didatangi saat umrah, selainnya Masjidil Haram untuk tempat khusus untuk melaksanakan ibadah. Dimulai dari masjid paling tua, tempat napak tilas perjuangan Nabi Muhammad SAW, sampai tempat berbelanja.

Ingin tahu apa sajakah? Yok, lihat daftarnya berikut!

Gua Hira

Gua Hira ada di pucuk Jabal Nur. Lokasinya cukup berlebihan, karena ada di atas tebing naik yang terjal.

Pada tempat berikut Nabi Muhammad terima wahyu pertama dari Allah. Bila ingin bertandang ke Gua Hira, pastikan fisikmu pada kondisi sempurna ya.

Masjid Jawatha

Masjid Jawatha berada di dusun Al-Kilabiyah, sekitaran 12 km timur laut Hofuf, Al-Ahsa. Walau arsitekturnya benar-benar simpel, tapi masjid ini sebagai lokasi yang khusus, karena sebagai masjid paling tua yang berada di Tanah Suci.

Beberapa susunan asli Masjid Jawatha sebetulnya telah lenyap, namun tetap dapat dipakai untuk tempat beribadah.

Masjid Quba

Tempat beribadah monumental yang lain ialah Masjid Quba, yang ada di pinggir kota Madinah. Masjid ini dibuat Nabi Muhammad pada 1 Hijriah (622 Masehi).

Arsitektur Masjid Quba sekarang kelihatan benar-benar kuat, dengan warna putihnya yang unik. Disekitaran Masjid Quba kamu dapat temukan bermacam tipe kurma yang unik dan nikmat.

Masjid Nabawi

Masjid Nabawi sebagai arah khusus selainnya Masjidil Haram. Masjid Nabawi ada di Kota Madinah. Disini tempat Nabi Muhammad disemayamkan.

Masjid Nabawi bisa memuat sampai 1 juta jamaah. Selainnya melaksanakan ibadah, kamu bisa juga temukan payung-payung hidrolik yang iconic dari Masjid Nabawi.

Raudhah

Masih di tempat Masjid Nabawi, kamu bisa juga temukan lokasi yang benar-benar khusus, yaitu Raudhah. Lokasi yang disebutkan taman surga ini sebuah ruang yang banyak didatangi jamaah untuk berdoa.

Tempatnya ada di rumah yang sekarang jadi pusara Nabi Muhammad dengan balkon yang beliau pakai untuk berdakwah. Luasnya lebih kurang 330 mtr. persegi. Karena sangat istimewanya, banyak jamaah umrah dan haji yang berebutan agar dapat melaksanakan ibadah di Raudhah.

Jabal Rahmah

Jabal Rahmah ialah lokasi yang romantis. Disini tempat Nabi Adam berjumpa dengan Siti Udara untuk pertamanya kali sesudah ditendang dari surga.

Jabal Rahmah berwujud berbentuk bukit batu dengan tinggi 70 mtr. dengan tugu di bagian pucuknya. Karena kental dengan nilai sejarah, tempat ini selalu penuh oleh pengunjung.

Jabal Tsur

Jabal Tsur ada di salah satunya bukit paling tinggi di kota Makkah. Tempat ini dahulunya sebagai tempat untuk bersembunyi Nabi Muhammad dan Abu Bakar di saat dikejar golongan kafir Quraisy saat akan pindah ke Madinah.

Jabal Magnet

Jabal Magnet berada sekitaran 60 km dari pusat Kota Madinah. Panoramanya benar-benar mempesona.

Disamping itu, kekhasan yang lain dari tempat ini ialah medan magnet yang tinggi sekali. Karena sangat kuatnya style magnetik di sini, mobil dapat bergerak dan membuat jarum kompas tidak bekerja sama sekalipun.

Gunung Uhud

Gunung Uhud berada di samping utara Kota Madinah. Gunung yang warna kecokelatan ini menyajikan panorama yang menakjubkan.

Gunung Uhud punyai cerita sejarah yang memikat. Disini lokasi berlangsungnya perang besar di antara umat Islam menantang tentara Quraisy.

Pasar Zakfariyah

Sesudah beribadah umrah, pasti kurang afdal bila tidak beli oleh-olehan. Nach, kamu dapat berkunjung Pasar Zakfariyah yang lokasinya tidak jauh dari Masjidil Haram.

Di pasar ini, kamu dapat temukan oleh-oleh yang komplet. Dimulai dari kurma, perlengkapan beribadah, perhiasan, aksesori, sampai alat electronic.

Nach, tersebut sepuluh tujuan rekreasi di Arab Saudi yang umum didatangi saat umrah. Mudah-mudahan kita dapat selekasnya menjejakkan kaki di Tanah Suci kembali ya.

Apa Perbedaan Umroh Landing Mekkah dan Madinah?

Perjalanan umroh intinya akan di kerjakan di Mekkah, tetapi tentunya kita akan ke Madinah. Untuk yang baru pertama kalinya umroh kemungkinan masih bimbang perbedaannya apa sich di Mekah dan Madinah?

Maka untuk perjalanan umroh ada 2 opsi lapangan terbang untuk landing yakni Lapangan terbang King Abdul Aziz di Jeddah, dan Lapangan terbang Prince Mohammad bin Abdul Aziz di Madinah. Perbedaannya apa saja yah?

Landing Mekkah:

Sebenernya di Mekkah tak ada lapangan terbang, menjadi jika arah pertama kalinya ke Mekkah, pesawat akan landing di Jeddah (sesudah perjalanan udara 10 jam tanpa transit ya, kalau pakai pesawat yang transit bergantung lama waktunya dari maskapal, jarak dari Jeddah ke Mekkah sekitaran 2 jam perjalanan . Maka sesudah landing, taro barang di hotel, jemaah akan secara langsung jalankan beribadah umroh. Dan kita harus ambil miqat (niat berumrah) saat dalam pesawat, menjadi untuk lelaki harus kenakan pakaian ihram. Miqat dari arah Indonesia ada di wilayah Yalamlam, menjadi saat akan melalui wilayah ini, awak pesawat akan memberi informasi dan beberapa jemaah bisa selekasnya mempersiapkan semua kepentingannya. Sesudah sekian hari di Mekkah nanti jemaah akan pergi ke arah Madinah.

Poin plus-nya, jemaah saat sampai langsung bisa beribadah umroh, baru selanjutnya ziarah ke beberapa tempat yang lain, Insya Allah..

Alhamdulillah landed safely!

Dan FYI, lapangan terbang King Abdul Aziz, Jeddah itu besaaaaaaaaaar sekali dan ramai, apa lagi Jeddah ini kota perdagangan dan usaha di Saudi yaa menjadi yaa tentunya ramai banyak pendatang.. Jarak dari pesawat ke terminal saja itu cukup jauh dan harus gunakan bis, perjalanan bisa juga 10-15 menit loh ke arah terminal karena sangat luasnya, dan karena jumlahnya calon jemaah, antrean imigrasi di sini juga ramai, tentu saja lebih memerlukan waktu ya.

Landing Madinah:

  1. Mengirit waktu perjalanan Jarak dari lapangan terbang ke hotel (di sekitar Masjid Nabawi) sekitaran 20-30 menit saja, menjadi saat sampai hotel bisa segera istirahat dan menyiapkan tenaga beribadah. Btw, desain bandaranya bagus, seperti pada Masjid Nabawi yang sama dengan payung-payung, Masya Allah..
  2. Proses imigrasi yang cepat Karena sedikit pesawat yang landing di sini menjadi situasi cukup lebih sepi dan tenang dibanding di Jeddah, meskipun masih antre imigrasi tetapi tidak seramai di Jeddah, paling cuma kelompok yang bersama di pesawat saja dan pesawat yang lain yang waktu landing-nya bersisihan. Dasarnya nyaman bgt!

Pesawat dari Indonesia direct yang landing di sini cuma:

  • Saudia Airlines (SV)
  • Garuda Indonesia (GA)
  • Lion Air (charter) Tempat ambil bagasi yang sepi
  1. Mengirit tenaga Selainnya lapangan terbang yang dekat sama Masjid Nabawi, kita bisa mengirit waktu kembali sekitaran 6 jam, karena perjalanan dari Mekkah ke Madinah itu sekitaran 5-6 jam . Maka jika yang awalannya di Madinah perjalanan ke Mekkah memakai bis sekaligus mengambil Miqat dan mengganti ihram, salah satau pengambilan mqot bisa dari Masjid di Bir Ali, hingga setelah tiba Mekkah, cek in hotel langsung ke Masjidil Haram, dan pesawat pulangnya dari Jeddah . Maka, dapat di pikirkan jika landing Jeddah, kita ke Mekkah dahulu 2 jam, sekian hari selanjutnya perjalanan darat ke Madinah 5-6 jam, lalu sekian hari selanjutnya kembali pulang ke Indonesia dari Madinah ke Jeddah sekitaran 8 jam. Tetapi, satu kali lagi ya kemampuan fisik tiap orang berbda-beda, Insya Allah akan di ringankan dan diberi kesehatan oleh Allah.. ๐Ÿ™‚
  1. Waktu penyesuaian, untuk yang belum terlatih dengan serangkaian beribadah, saat di Madinah kita dapat penyesuaian dan belajar untuk melakukan beribadah seperti sholat sunah dan tadarus, menjadi saat di Mekkah tinggal melanjutkan dan telah terlatih.

Sumber: Marisa World

Apa Hukumnya Menjalankan Ibadah Umrah sebelum Menjalankan Ibadah Haji?

Haji masih tetap wajib sekalinya seorang telah berumrah berkali-kali. Haji masih tetap wajib sekalinya seorang telah berumrah berkali-kali. Salah satunya ulasan yang bagus sekali untuk dibicarakan dan ditelaah benar-benar mendalam ialah menjalankan beribadah umrah saat sebelum menjalankan kewajiban beribadah haji. Ini jadi penting untuk diulas karena pada intinya yang penting untuk dilaksanakan semua umat Islam ialah beribadah haji, sedangkan umrah hukumnya hanya sunnah saja, sekalinya ada banyak mazhab di luar mazhab Syafi’iyah yang menjelaskan wajib.

Haji yang cuma dapat dilaksanakan di saat tertentu, persisnya di bulan Dzulhijjah, bermodal dan ongkos yang pun tidak sedikit, pasti benar-benar susah untuk semua umat Islam untuk lakukan beribadah wajib yang ini. Karena, selainnya harus siap materi di saat itu, harus juga mempunyai persiapan psikis dan religius.

Dan beribadah umrah yang hukumnya sunnah, dapat dilaksanakan kapan saja. Umat Islam bisa menjalankannya pada bulan Dzulhijjah, Syawal, Ramadhan, dan bulan-bulan yang lain. Beribadah sunnah yang ini tidak terlilit oleh waktu tertentu, dan bulan tertentu, yang terpenting berada di Makkah, dan penuhi persyaratan umrah dan rukunnya, benar-benar dapat untuk menjalankannya.

Dalam masalah ini, begitu banyak umat Islam yang telah menjalankan beribadah umrah, tetapi belum menjalankan beribadah haji. Bahkan juga, dari mereka ada yang lakukan beribadah umrah karena mempunyai rasa “cemas” uangnya (biaya) akan habis bila harus menanti waktu haji pada bulan Dzulhijah, atau ada yang berargumen telah jemu menanti gantian pemberangkatanya (waiting list), sampai dia memilih untuk umrah lebih dulu.

Kondisi semacam ini tentu saja membuat beberapa orang yang lakukan umrah benar-benar risau dan penuh tanda pertanyaan hal ibadahnya. Karena, dia cemas salah karena telah memprioritaskan beribadah sunnah saat sebelum menyelesaikan beribadah wajib.

Lalu, bagaimana hukum menjalankan beribadah umrah yang hukumnya sunnah, saat sebelum menjalankan beribadah haji yang hukumnya wajib?

Kegelisahan dan pertanyaan menjalankan umrah saat sebelum beribadah haji pada intinya sebelumnya pernah jadi pertanyaan beberapa teman dekat tempo dahulu, salah satunya ialah Ikrimah bin Khalid. Waktu itu, dia bertandang ke teman dekat Ibnu Umar untuk bertanya masalah yang ini.

Sesudah ke-2 nya berjumpa, dan pertanyaan itu dikatakan padanya, selanjutnya Ibnu Umar menjawab jika umrah saat sebelum haji hukumnya sah-sah saja, seperti disebut:

ุฃูŽู†ู‘ูŽ ุนููƒู’ุฑูู…ูŽุฉูŽ ุจู’ู†ูŽ ุฎูŽุงู„ูุฏู ุณูŽุฃูŽู„ูŽ ุงุจู’ู†ูŽ ุนูู…ูŽุฑูŽ ุนูŽู†ู ุงู„ู’ุนูู…ู’ุฑูŽุฉู ู‚ูŽุจู’ู„ูŽ ุงู„ู’ุญูŽุฌู‘ู ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ: ู„ุงูŽ ุจูŽุฃู’ุณูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุฃูŽุญูŽุฏู ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽุนู’ุชูŽู…ูุฑูŽ ู‚ูŽุจู’ู„ูŽ ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽุญูุฌู‘ูŽ. ู‚ูŽุงู„ูŽ: ุงุนู’ุชูŽู…ูŽุฑูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุจูู‰ู‘ู ู‚ูŽุจู’ู„ูŽ ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽุญูุฌู‘ูŽ

Artinya, โ€œSungguh, Ikrimah bin Khalid pernah bertanya kepada Ibnu Umar perihal (menunaikan) umarh sebelum haji. Kemudian ia menjawab: โ€˜Tidak masalah bagi siapa saja untuk berumrah sebelum haji.โ€™ Kemudian ia berkata: โ€˜Telah berumrah Nabi Muhammad saw sebelum ia menunaikan haji.โ€™โ€ (HR Bukhari).

Pertanyaan yang juga sama sebelumnya pernah dikatakan ke salah satunya ahli hadits dan fiqih dari kelompok tabi’in (beberapa orang yang menemui teman dekat Rasulullah), yakni Imam Said bin al-Musayyib al-Makhzumi al-Quraisy. Selanjutnya dia menjawab dengan jawaban yang sama juga, yakni bisa, seperti yang diriwayatkan oleh Imam Malik bin Anas dalam salah satunya kitabnya:

ุฃูŽู†ู‘ูŽ ุฑูŽุฌูู„ู‹ุง ุณูŽุฃูŽู„ูŽ ุณูŽุนููŠุฏูŽ ุจู’ู†ูŽ ุงู„ู’ู…ูุณูŽูŠู‘ูŽุจู ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุฃูŽุนู’ุชูŽู…ูุฑู ู‚ูŽุจู’ู„ูŽ ุฃูŽู†ู’ ุฃูŽุญูุฌู‘ูŽ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุณูŽุนููŠุฏูŒ ู†ูŽุนูŽู…ู’ ู‚ูŽุฏู’ ุงุนู’ุชูŽู…ูŽุฑูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ู‚ูŽุจู’ู„ูŽ ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽุญูุฌู‘ูŽ

Artinya, โ€œSungguh seorang laki-laki pernah bertanya kepada Said bin al-Musayyib, ia berkata, โ€˜Aku berumrah sebelum haji.โ€™ Kemudian Said menjawab, โ€˜Iya (boleh). Sungguh Rasulullah telah berumrah sebelum menunaikan haji.โ€ (Imam Malik, Muwatthaโ€™ Malik, [Muassasah an-Nahyan: 2004], juz III, halaman 496).

Berdasar kisah ini, Imam Muhammad bin Abdul Baqi az-Zaraqani (meninggal dunia 1122 H) mencuplik opini Imam Ibnu Abdil Barr (meninggal dunia 463 H, salah satunya ulama terkenal mazhab Maliki), jika beberapa ulama pakar hadits (muhaddits) dan beberapa ahli fiqih (fuqaha) mengaitkan jika sah-sah saja untuk semua umat Islam untuk berumrah belum sekalipun menjalankan beribadah haji

ู‚ูŽุงู„ูŽ ุงูุจู’ู†ู ุนูŽุจู’ุฏู ุงู„ู’ุจูŽุฑูู‘ ูŠูŽุชู‘ูŽุตูู„ู ู‡ูŽุฐูŽุง ุงู„ู’ุญูŽุฏููŠู’ุซู ู…ูู†ู’ ูˆูุฌููˆู’ู‡ู ุตูŽุญูŽุงุญู ูˆูŽู‡ููˆูŽ ุฃูŽู…ู’ุฑูŒ ู…ูุฌู’ู…ูŽุนูŒ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ู„ูŽุง ุฎูู„ูŽุงููŽ ุจูŽูŠู’ู†ูŽ ุงู„ู’ุนูู„ูŽู…ูŽุงุกู ูููŠ ุฌูŽูˆูŽุงุฒู ุงู„ู’ุนูู…ู’ุฑูŽุฉู ู‚ูŽุจู’ู„ูŽ ุงู„ู’ุญูŽุฌูู‘ ู„ูู…ูŽู†ู’ ุดูŽุงุกูŽ

Artinya, โ€œTelah berkata Imam Ibnu Abdil Barr, hadits ini bersambung (sanadnya) dari jalur yang sahih, dan ini telah disepakati, yang tidak ada perbedaan antara ulama perihal kebolehan umrah sebelum haji bagi siapa saja.โ€ (Imam az-Zaraqani, Syarhu az-Zarakani โ€˜ala Muwatthai Malik, [Beirut, Darul Kutub Ilmiah: 1411], juz II, halaman 353).

Berdasar beberapa kisah di atas, selanjutnya ditambahkan opini beberapa ulama, karena itu bisa diambil kesimpulan jika menjalankan beribadah umrah saat sebelum haji hukumnya sah-sah saja, karena Rasulullah sebelumnya pernah lakukan umrah saat sebelum haji.

Walau begitu, penting untuk dikenang untuk semua umat Islam, jika yang diartikan bisa pada tulisan ini tak berarti “Umrah dapat luruhkan kewajiban beribadah haji”. Haji teruslah wajib sekalinya telah berumrah berkali-kali, ini seperti yang diterangkan oleh Imam Ibnu Bantai dalam salah satunya kitabnya, yakni:

ุงูŽู„ู’ุนูู…ู’ุฑูŽุฉู ูููŠ ุฑูŽู…ูŽุถูŽุงู†ูŽ ุชูŽุนู’ุฏูู„ู ุงู„ู’ุญูŽุฌู‘ูŽุฉูŽ ูููŠ ุงู„ุซู‘ูŽูˆูŽุงุจู ู„ูŽุง ุฃูŽู†ู‘ูŽู‡ูŽุง ุชูŽู‚ููˆู’ู…ู ู…ูŽู‚ูŽุงู…ูŽู‡ูŽุง ูููŠ ุฅูุณู’ู‚ูŽุงุทู ุงู„ู’ููŽุฑู’ุถู ู„ูู„ู’ุฅูุฌู’ู…ูŽุงุนู ุนูŽู„ูŽู‰ ุฃูŽู†ู‘ูŽ ุงู„ู’ุฅูุนู’ุชูู…ูŽุงูŽุฑ ู„ูŽุง ูŠูุฌู’ุฒูุฆู ุนูŽู†ู’ ุญูŽุฌูู‘ ุงู„ู’ููŽุฑู’ุถูุงูŽู„ู’ุนูู…ู’ุฑูŽุฉู ูููŠ ุฑูŽู…ูŽุถูŽุงู†ูŽ ุชูŽุนู’ุฏูู„ู ุงู„ู’ุญูŽุฌู‘ูŽุฉูŽ ูููŠ ุงู„ุซู‘ูŽูˆูŽุงุจู ู„ูŽุง ุฃูŽู†ู‘ูŽู‡ูŽุง ุชูŽู‚ููˆู’ู…ู ู…ูŽู‚ูŽุงู…ูŽู‡ูŽุง ูููŠ ุฅูุณู’ู‚ูŽุงุทู ุงู„ู’ููŽุฑู’ุถู ู„ูู„ู’ุฅูุฌู’ู…ูŽุงุนู ุนูŽู„ูŽู‰ ุฃูŽู†ู‘ูŽ ุงู„ู’ุฅูุนู’ุชูู…ูŽุงูŽุฑ ู„ูŽุง ูŠูุฌู’ุฒูุฆู ุนูŽู†ู’ ุญูŽุฌูู‘ ุงู„ู’ููŽุฑู’ุถู

Artinya, โ€œUmrah di bulan Ramadhan setara dengan haji perihal pahala. Namun, tidak berarti umrah menggantikan posisi haji dalam menggugurkan kewajiban, karena sudah ada ijmaโ€™ bahwa umrah tidak mencukupi (menggugurkan) kewajiban haji.โ€ (Ibnu Hajar, Fathul Bari, [Beirut, Darul Maโ€™rifah: tt], juz III, halaman 604).

Begitu keterangan hal hukum menjalankan beribadah umrah saat sebelum melakukan haji, dan status umrah yang tidak dapat gugurkan beribadah haji. Mudah-mudahan berguna.

Salah satunya ulasan yang bagus sekali untuk dibicarakan dan ditelaah benar-benar mendalam ialah menjalankan beribadah umrah saat sebelum menjalankan kewajiban beribadah haji. Ini jadi penting untuk diulas karena pada intinya yang penting untuk dilaksanakan semua umat Islam ialah beribadah haji, sedangkan umrah hukumnya hanya sunnah saja, sekalinya ada banyak mazhab di luar mazhab Syafi’iyah yang menjelaskan wajib.

Haji yang cuma dapat dilaksanakan di saat tertentu, persisnya di bulan Dzulhijjah, bermodal dan ongkos yang pun tidak sedikit, pasti benar-benar susah untuk semua umat Islam untuk lakukan beribadah wajib yang ini. Karena, selainnya harus siap materi di saat itu, harus juga mempunyai persiapan psikis dan religius.

Dan beribadah umrah yang hukumnya sunnah, dapat dilaksanakan kapan saja. Umat Islam bisa menjalankannya pada bulan Dzulhijjah, Syawal, Ramadhan, dan bulan-bulan yang lain. Beribadah sunnah yang ini tidak terlilit oleh waktu tertentu, dan bulan tertentu, yang terpenting berada di Makkah, dan penuhi persyaratan umrah dan rukunnya, benar-benar dapat untuk menjalankannya.

Dalam masalah ini, begitu banyak umat Islam yang telah menjalankan beribadah umrah, tetapi belum menjalankan beribadah haji. Bahkan juga, dari mereka ada yang lakukan beribadah umrah karena mempunyai rasa “cemas” uangnya (biaya) akan habis bila harus menanti waktu haji pada bulan Dzulhijah, atau ada yang berargumen telah jemu menanti gantian pemberangkatanya (waiting list), sampai dia memilih untuk umrah lebih dulu.

Kondisi semacam ini tentu saja membuat beberapa orang yang lakukan umrah benar-benar risau dan penuh tanda pertanyaan hal ibadahnya. Karena, dia cemas salah karena telah memprioritaskan beribadah sunnah saat sebelum menyelesaikan beribadah wajib.

Lalu, bagaimana hukum menjalankan beribadah umrah yang hukumnya sunnah, saat sebelum menjalankan beribadah haji yang hukumnya wajib?

Menjalankan Ibadah Umroh Sebelum Haji

Kegelisahan dan pertanyaan menjalankan umrah saat sebelum beribadah haji pada intinya sebelumnya pernah jadi pertanyaan beberapa teman dekat tempo dahulu, salah satunya ialah Ikrimah bin Khalid. Waktu itu, dia bertandang ke teman dekat Ibnu Umar untuk bertanya masalah yang ini.

Sesudah ke-2 nya berjumpa, dan pertanyaan itu dikatakan padanya, selanjutnya Ibnu Umar menjawab jika umrah saat sebelum haji hukumnya sah-sah saja, seperti disebut:

ุฃูŽู†ู‘ูŽ ุนููƒู’ุฑูู…ูŽุฉูŽ ุจู’ู†ูŽ ุฎูŽุงู„ูุฏู ุณูŽุฃูŽู„ูŽ ุงุจู’ู†ูŽ ุนูู…ูŽุฑูŽ ุนูŽู†ู ุงู„ู’ุนูู…ู’ุฑูŽุฉู ู‚ูŽุจู’ู„ูŽ ุงู„ู’ุญูŽุฌู‘ู ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ: ู„ุงูŽ ุจูŽุฃู’ุณูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุฃูŽุญูŽุฏู ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽุนู’ุชูŽู…ูุฑูŽ ู‚ูŽุจู’ู„ูŽ ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽุญูุฌู‘ูŽ. ู‚ูŽุงู„ูŽ: ุงุนู’ุชูŽู…ูŽุฑูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุจูู‰ู‘ู ู‚ูŽุจู’ู„ูŽ ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽุญูุฌู‘ูŽ

Artinya, โ€œSungguh, Ikrimah bin Khalid pernah bertanya kepada Ibnu Umar perihal (menunaikan) umarh sebelum haji. Kemudian ia menjawab: โ€˜Tidak masalah bagi siapa saja untuk berumrah sebelum haji.โ€™ Kemudian ia berkata: โ€˜Telah berumrah Nabi Muhammad saw sebelum ia menunaikan haji.โ€™โ€ (HR Bukhari).

Pertanyaan yang juga sama sebelumnya pernah dikatakan ke salah satunya ahli hadits dan fiqih dari kelompok tabi’in (beberapa orang yang menemui teman dekat Rasulullah), yakni Imam Said bin al-Musayyib al-Makhzumi al-Quraisy. Selanjutnya dia menjawab dengan jawaban yang sama juga, yakni bisa, seperti yang diriwayatkan oleh Imam Malik bin Anas dalam salah satunya kitabnya:

ุฃูŽู†ู‘ูŽ ุฑูŽุฌูู„ู‹ุง ุณูŽุฃูŽู„ูŽ ุณูŽุนููŠุฏูŽ ุจู’ู†ูŽ ุงู„ู’ู…ูุณูŽูŠู‘ูŽุจู ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุฃูŽุนู’ุชูŽู…ูุฑู ู‚ูŽุจู’ู„ูŽ ุฃูŽู†ู’ ุฃูŽุญูุฌู‘ูŽ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุณูŽุนููŠุฏูŒ ู†ูŽุนูŽู…ู’ ู‚ูŽุฏู’ ุงุนู’ุชูŽู…ูŽุฑูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ู‚ูŽุจู’ู„ูŽ ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽุญูุฌู‘ูŽ

Artinya, โ€œSungguh seorang laki-laki pernah bertanya kepada Said bin al-Musayyib, ia berkata, โ€˜Aku berumrah sebelum haji.โ€™ Kemudian Said menjawab, โ€˜Iya (boleh). Sungguh Rasulullah telah berumrah sebelum menunaikan haji.โ€ (Imam Malik, Muwatthaโ€™ Malik, [Muassasah an-Nahyan: 2004], juz III, halaman 496).

Berdasar kisah ini, Imam Muhammad bin Abdul Baqi az-Zaraqani (meninggal dunia 1122 H) mencuplik opini Imam Ibnu Abdil Barr (meninggal dunia 463 H, salah satunya ulama terkenal mazhab Maliki), jika beberapa ulama pakar hadits (muhaddits) dan beberapa ahli fiqih (fuqaha) mengaitkan jika sah-sah saja untuk semua umat Islam untuk berumrah belum sekalipun menjalankan beribadah haji

ู‚ูŽุงู„ูŽ ุงูุจู’ู†ู ุนูŽุจู’ุฏู ุงู„ู’ุจูŽุฑูู‘ ูŠูŽุชู‘ูŽุตูู„ู ู‡ูŽุฐูŽุง ุงู„ู’ุญูŽุฏููŠู’ุซู ู…ูู†ู’ ูˆูุฌููˆู’ู‡ู ุตูŽุญูŽุงุญู ูˆูŽู‡ููˆูŽ ุฃูŽู…ู’ุฑูŒ ู…ูุฌู’ู…ูŽุนูŒ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ู„ูŽุง ุฎูู„ูŽุงููŽ ุจูŽูŠู’ู†ูŽ ุงู„ู’ุนูู„ูŽู…ูŽุงุกู ูููŠ ุฌูŽูˆูŽุงุฒู ุงู„ู’ุนูู…ู’ุฑูŽุฉู ู‚ูŽุจู’ู„ูŽ ุงู„ู’ุญูŽุฌูู‘ ู„ูู…ูŽู†ู’ ุดูŽุงุกูŽ

Artinya, โ€œTelah berkata Imam Ibnu Abdil Barr, hadits ini bersambung (sanadnya) dari jalur yang sahih, dan ini telah disepakati, yang tidak ada perbedaan antara ulama perihal kebolehan umrah sebelum haji bagi siapa saja.โ€ (Imam az-Zaraqani, Syarhu az-Zarakani โ€˜ala Muwatthai Malik, [Beirut, Darul Kutub Ilmiah: 1411], juz II, halaman 353).

Berdasar beberapa kisah di atas, selanjutnya ditambahkan opini beberapa ulama, karena itu bisa diambil kesimpulan jika menjalankan beribadah umrah saat sebelum haji hukumnya sah-sah saja, karena Rasulullah sebelumnya pernah lakukan umrah saat sebelum haji.

Ibadah Umrah Tidak Menggugurkan Haji

Walau begitu, penting untuk dikenang untuk semua umat Islam, jika yang diartikan bisa pada tulisan ini tak berarti “Umrah dapat luruhkan kewajiban beribadah haji”. Haji teruslah wajib sekalinya telah berumrah berkali-kali, ini seperti yang diterangkan oleh Imam Ibnu Bantai dalam salah satunya kitabnya, yakni:
ุงูŽู„ู’ุนูู…ู’ุฑูŽุฉู ูููŠ ุฑูŽู…ูŽุถูŽุงู†ูŽ ุชูŽุนู’ุฏูู„ู ุงู„ู’ุญูŽุฌู‘ูŽุฉูŽ ูููŠ ุงู„ุซู‘ูŽูˆูŽุงุจู ู„ูŽุง ุฃูŽู†ู‘ูŽู‡ูŽุง ุชูŽู‚ููˆู’ู…ู ู…ูŽู‚ูŽุงู…ูŽู‡ูŽุง ูููŠ ุฅูุณู’ู‚ูŽุงุทู ุงู„ู’ููŽุฑู’ุถู ู„ูู„ู’ุฅูุฌู’ู…ูŽุงุนู ุนูŽู„ูŽู‰ ุฃูŽู†ู‘ูŽ ุงู„ู’ุฅูุนู’ุชูู…ูŽุงูŽุฑ ู„ูŽุง ูŠูุฌู’ุฒูุฆู ุนูŽู†ู’ ุญูŽุฌูู‘ ุงู„ู’ููŽุฑู’ุถู

Artinya, โ€œUmrah di bulan Ramadhan setara dengan haji perihal pahala. Namun, tidak berarti umrah menggantikan posisi haji dalam menggugurkan kewajiban, karena sudah ada ijmaโ€™ bahwa umrah tidak mencukupi (menggugurkan) kewajiban haji.โ€ (Ibnu Hajar, Fathul Bari, [Beirut, Darul Maโ€™rifah: tt], juz III, halaman 604).

Begitu keterangan hal hukum menjalankan beribadah umrah saat sebelum melakukan haji, dan status umrah yang tidak dapat gugurkan beribadah haji. Mudah-mudahan berguna.

Baca juga artikel menarik lainya di website kami Ajmal Noor Wisata

Apa itu Tafakur dalam Penglihatan Islam dan Faedahnya?

Tafakur adalah ibadah yang sudah dilakukan Rasulullah SAW untuk mengenali Allah SWT secara dalam. Mencuplik dari Ensiklopedia Islam, tafakur asal dari kata kerja tafakkara yang maknanya pertimbangkan atau pikirkan.
Dan secara istilah, Ilma Pratidina (2018: 13) dalam Cinta, Sukur, dan Tafakur mendefinisikan tafakur sebagai “Sesuatu perenungan dengan menyaksikan, menganalisis, yakini dengan tentu untuk memperoleh kepercayaan pada segala hal yang terkait dengan Allah SWT.”
Aktvitas ini bukan hanya berperan untuk tingkatkan tauhid, tapi juga dipakai untuk membahas semua peristiwa atau permasalahan yang ditemui manusia di kehidupan setiap hari.
Allah SWT beri pujian beberapa orang yang merenung untuk mendapat pengetahuan. Dalam surat Ali Imran ayat 190-191, Allah berfirman:
“Sebenarnya dalam pembuatan langit dan bumi, dan silih gantinya malam dan siang ada pertanda untuk beberapa orang yang berpikiran. (Yakni) beberapa orang yang ingat Allah sekalian duduk atau berdiri, atau pada kondisi tiduran dan mereka pikirkan mengenai pembuatan langit dan bumi. (Mereka berbicara), โ€˜Ya Tuhan kami, tiadalah Kamu membuat ini semua, dengan percuma. Maha Suci Kamu, karena itu piaralah kami dari siksa neraka.” (QS Ali Imran:190-191).
Dengan begitu, tafakur mempunyai tujuan untuk ambil pelajaran. Untuk pahami lebih dalam inti tafakur, baca keterangan selengkapnya berikut ini:

Perintah Tafakur

Tafakur sebagai ibadah yang sudah dilakukan oleh beberapa utusan Allah. Nabi Muhammad SAW memberi pesan supaya umat Islam selalu merenungkan kekuasaan Allah.
Merilis dari Tafakur Sebentar Lebih Baik dari Beribadah Satu tahun kreasi K.H. R. Abdullah bin Nuh (2014:4), menurut Abu Said Al-Khudri, Rasulullah sebelumnya pernah bersabda: “Berilah matamu sisi ibadahnya”.
Beberapa teman dekat menanyakan, “Apa sisi beribadah mata itu?”
Beliau menjawab, “Membaca Alquran, bertafakur merenungkan didalamnya, dan ambil pelajaran darinya.”
Bukan hanya sekali Nabi Muhammad mengingati umatnya untuk bertafakur. Dari Ibnu Abbas r.a, Rasulullah SAW bersabda:
“Renungkan apakah yang sudah dibuat Tuhan, tapi tidak boleh kamu pikirkan bagaimana kondisi Tuhan itu, karena sangkaanmu tidak akan sampai ke situ”.
Masih mencuplik dari sumber yang masih sama, saat Nabi Isa AS ditanyakan adakah orang seperti beliau dari muka bumi, dia menjawab:
“Ya ada, orang yang jika berbicara bermakna zikir, jika diam sekalian berpikiran dan memiliki penglihatan yang dalam, tersebut orang seperti saya”.

Faedah Tafakur

Menurut K.H. R. Abdullah bin Nuh (2014:11-12), tafakur ialah kunci dari semua kebaikan. Karena dari hasil tafakur ialah ilmu dan pengetahuan, kondisi hati (hal), dan amal.
Jika pengetahuan sudah merasuk dalam hati, berbedalah kondisi hati. Misalnya tafakur mengenai akhirat akan hasilkan pengetahuan jika akhirat-lah yang khusus.Selain itu merenung juga dapat menentramkan hati sehingga menghasilkan stabilitas emosi. Ini sebagaimana firman Allah dalam surat Ar-Raโ€™d ayat 28 yang artinya โ€œIngatlah hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentramโ€ (Q.S Ar-Raโ€™d:28).
Arti Tafakur Secara Bahasa

3 Perbedaan Haji dan Umrah yang Harus Anda Ketahui

3 Perbedaan Haji dan Umrah yang Harus Anda Ketahui

Saat menjalankan beribadah ke Tanah Suci, Anda mengenali ada dua tipe beribadah yang sudah dilakukan. Pertama yakni beribadah haji dan beribadah umrah. Saat jalani ke-2 beribadah itu, ada ketidaksamaan haji dan umrah yang cukup fundamental. Pahami ketidaksamaan haji dan umrah ini diharap bisa bermanfaat sebagai penyiapan Anda saat berkunjung Tanah Suci untuk memperbaiki beribadah Anda sebagai seorang muslim.

Saat sebelum mengulas berkenaan ketidaksamaan haji dan umrah, silahkan mengulas mengenai pemahaman masing-masing dari haji dan umrah dengan terpisahkan.

Pemahaman haji

Beribadah haji sebagai rukun Islam ke-5 yang penting untuk dikerjakan dengan seorang muslim, minimal sekali dalam sepanjang umur. Tetapi, ada keterangan jika beribadah haji wajib hukumnya bila seorang itu sanggup. Ketetapan sanggup yang diartikan ialah seorang kaum muslim dipandang sanggup secara keuangan dan secara kesehatan. Dalam kata lain, orang yang mempunyai kekuatan, seperti keuangan dan kesehatan wajib menjalankan beribadah haji untuk memperbaiki rukun Islam sebagai seorang muslim yang patuh.

Pemahaman umrah

Untuk beribadah umrah, ketidaksamaan haji dan umrah ini berada pada bahasanya. Arti bahasa umrah ini dimengerti sebagai kegiatan ziarah. Dengan singkat, beribadah umrah bermakna lakukan ziarah ke Baitullah (Ka’Bah) untuk menjalankan ibadah tertentu yang telah diputuskan. Ibadah atau rukun umrah ini mencakup thawaf, sa’i, dan bercukur

Ketidaksamaan haji dan umrah

Ketidaksamaan haji dan umrah ini merujuk pada hukum-hukum saat jalankan beribadah, rukun yang perlu di ikuti, dan ketidaksamaan waktu dalam realisasinya. Berikut keterangan detil berkenaan ketidaksamaan haji dan umrah.

Ketidaksamaan haji dan umrah berdasar hukumnya
Bila melihat berkenaan ketidaksamaan haji dan umrah berdasar hukumnya, Anda pahami jika beribadah haji ini mempunyai hukum yang wajib. Bahkan juga kewajiban kaum muslim ini bisa diketemukan dalam rukun Islam ke-5. Tetapi perlu dimengerti dalam rukun Islam, diterangkan jika beribadah haji jadi wajib bila seorang dipandang sanggup. Kekuatan ini tidak sekedar hanya tiba dari faktor keuangan saja.

Pasti Anda ketahui jika dalam ketidaksamaan haji dan umrah, ongkos pergi haji umumnya punyai harga yang semakin lebih besar. Tetapi, orang yang sanggup untuk pergi menjalankan beribadah haji ini harus siap dan sanggup dari faktor mental dan fisik. Masalahnya ketidaksamaan haji dan umrah bisa diketemukan dari faktor waktu. Beribadah haji umumnya dilakukan dalam periode waktu yang semakin lebih lama dibanding umrah. Hingga faktor mental dan fisik perlu diperkokoh supaya Anda dapat konsentrasi jalankan beribadah dengan tenang.

Dan beribadah umrah mempunyai hukum sunnah muakad. Ketidaksamaan haji dan umrah berdasar hukumnya ini bermakna, beribadah umrah disarankan lebih bagus untuk dilakukan, tetapi bila tidak juga tidak ada apa-apa. Walaupun demikian, sama seperti dengan beribadah haji, Anda yang ingin jalankan umrah juga perlu mempunyai persiapan atau tingkat kekuatan baik secara keuangan atau non keuangan.

Untuk Anda yang mempunyai kemauan haji atau umrah, pastikan Anda telah menyiapkan semua faktor yang diperlukan. Khususnya dalam faktor keuangan. Sebaiknya bila Anda mulai mengurus keuangan dengan menabung agar dapat menjalankan beribadah haji dan umrah secara nyaman dan aman di masa datang.

Ketidaksamaan haji dan umrah berdasar rukun

Saat jalankan beribadah di Tanah Suci, ada ketidaksamaan haji dan umrah berdasar rukun yang penting dilaksanakan sebagai jemaah. Saat jalankan beribadah haji, Anda perlu menjalankan rukun haji yang mencakup niat ihram, wukuf di Arafah, tawaf, sai, dan menggunting rambut. Dan untuk beribadah umrah, ketidaksamaan haji dan umrah berada tidak ada rukun wukuf di Arafah . Maka, sebagai jemaah umrah Anda perlu menjalankan rukun niat ihram, tawaf, sai, dan menggunting rambut.

Ketidaksamaan haji dan umrah berdasar waktu

Ketidaksamaan haji dan umrah yang cukup krusial ialah waktu realisasinya. Seperti yang Anda kenali jika beribadah haji dilakukan pada waktu yang terbatas. Penerapan beribadah haji cuma dilaksanakan semenjak bulan akhir Syawal sampai awalnya bulan Dzulhijjah. Sebagai deskripsi, Anda akan melakukan beribadah haji lebih kurang sepanjang 40 hari di Tanah Suci. Karena itu, persiapan secara keuangan, fisik, dan psikis perlu Anda lihat saat sebelum pergi haji supaya beribadah Anda dapat jalan secara lancar dan tenang. Untuk beribadah umrah sendiri, Anda sebagai jemaah dapat berencana keberangkatan beribadah kapan pun seperti keinginan.

Panduan menyiapkan beribadah haji dan umrah

Walaupun ada ketidaksamaan haji dan umrah dalam beragam faktor, Anda dapat berusaha untuk menyiapkan ke-2 beribadah itu dengan cara atau langkah yang masih sama. Perlu dimengerti jika ada ketidaksamaan haji dan umrah, Anda masih tetap memerlukan penyiapan yang masak supaya menolong Anda jalankan beribadah sama sesuai gagasan.

  1. Penuhi semua ketentuannya

Saat jalankan beribadah umrah atau haji, ada syarat yang penting Anda penuhi. Walaupun Anda temukan ketidaksamaan beribadah haji dan umrah, syarat yang diperlukan saat jalankan beribadah ini tidak ada pembanding. Berikut persyaratan umum yang perlu dimengerti.

  • Bergama islam
  • Berpikiran sehat
  • Sehat secara rohani dan jasmani. Baligh, capai umur dewasa
  • Merdeka, bukan seorang budak
  • Sanggup, baik secara fisik, psikis dan materi

Sesudah penuhi persyaratan umum itu, Anda pun harus menyiapkan persyaratan khusus untuk registrasi umrah dan haji. Untuk registrasi umrah, ketentuannya cukuplah sederhana, yakni memeluk agama islam dan mempunyai KTP yang berjalan dan syah atau menyertakan jati diri yang lain syah sama sesuai ketetapan negara.

Untuk syarat registrasi haji, berikut detil yang penting Anda lihat dan penuhi..

  • Beragama islam
  • Berumur minimum 12 tahun saat mendaftarkan
  • Menyertakan KTP dan kartu jati diri yang lain yang syah
  • Kartu Keluarga
  • Akta Kelahiran atau surat info lahir atau cuplikan akte nikah atau ijazah
  • Tabungan atas nama jamaah
  • Pas-foto warna 3×4 sejumlah sepuluh helai berdasar belakang warna putih dengan ketetapan:
  1. Warna pakaian/kudung kontras dengan background
  2. Tidak menggunakan baju dinas
  3. Tidak memakai kacamata
  4. Terlihat muka minimum 80 %
  5. Untuk jamaah wanita perlu menggunakan baju muslimah
  6. Surat info domisili dari pemda sebagai persyaratan tambahan bila dibutuhkan

Keadaan keuangan yang konstan

Saat jalankan beribadah haji atau umrah, Anda membutuhkan keadaan keuangan yang konstan. Masalahnya walaupun ada ketidaksamaan haji dan umrah, ke-2 beribadah ini memerlukan ongkos yang tidak bisa disebut kecil banyaknya. Karena itu, sebaiknya, bila Anda terlebih dahulu mempunyai keadaan keuangan yang konstan dalam waktu tertentu supaya ongkos beribadah yang dikeluarkan tidak mengusik keperluan setiap hari Anda.

Bila Anda ingin mulai menabung, coba untuk pinggirkan beberapa ke rekening khusus untuk pemenuhan beribadah umrah atau haji. Ini cukup hanya berguna, hingga saat keadaan keuangan Anda mulai konstan, Anda perlu memenuhi jumlah tersisa dari ongkos haji atau umrah dari dana yang telah terkumpul awalnya.

Badan yang sehat

Bukan hanya masalah keuangan saja, kesehatan menjadi salah satunya factor yang penting Anda siapkan agar dapat pergi haji atau umrah. Lepas ada ketidaksamaan haji dan umrah, coba untuk ganti pola hidup ke yang positif. Disamping itu, sebaiknya bila Anda telah menyiapkan pemberangkatan haji dan umrah semenjak berusia muda. Pada usia muda, Anda semakin lebih gampang beraktivitas fisik, seperti olahraga yang menolong untuk jaga badan masih tetap bugar dan sehat.

Untuk Anda yang ingin mulai menyiapkan keadaan keuangan untuk menjalankan beribadah umrah atau haji, Anda dapat menabung memakai GOAL Savers iB dari CIMB Niaga Syariah. Dengan menabung lewat GOAL Savers iB, Anda dapat secara mudah atur keperluan menabung untuk beribadah haji atau umrah atau setoran yang lain seperti keinginan dalam periode waktu harian, mingguan, dan bulanan dalam jumlah yang dapat Anda tetapkan sendiri. Dapatkan informasi selengkapnya di sini.